Bantu Bangun Desa, Ganjar Gulirkan Bankeuprov 2023 Rp1,7 Triliun


SEMARANG – FBIPOST 

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggulirkan bantuan keuangan (Bankeu) untuk desa pada tahun 2023 senilai Rp1,7 triliun. Bantuan tersebut untuk pembangunan fisik maupun nonfisik, yang diprioritaskan guna menggenjot perekonomian warga pascaCovid-19.

Hal itu dikatakan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kependudukan, dan Catatan Sipil (Dispermadesdukcapil) Jateng Nur Kholis. Menurutnya, dalam penggunaannya masyarakat ikut disertakan dengan skema padat karya.

“Bankeuprov sarpras untuk pemdes yang disalurkan lewat Dispermadesdukcapil Jateng tahun 2023 ini 14.665 titik, dengan nilai Rp1,7 triliun. Fokus untuk sarpras perdesaan, pembangunan desa,” ujarnya, saat dikonfirmasi Kamis (23/2/2023).

Menurutnya, bantuan tersebut sangat bermanfaat, karena pada saat wabah Covid-19 melanda, sebagian besar anggaran digunakan untuk penanganan wabah itu. Sehingga dengan bantuan itu, pemerintah desa tetap dapat melakukan pembangunan fisik.

“Pembangunan fisik dilakukan dengan skema padat karya, sehingga penduduk yang meniru Covid-19, bisa diprioritaskan untuk bekerja. Semisal untuk membantu pengecoran jalan yang tidak perlu keterampilan khusus seperti angkat junjung, menggunakan tenaga dari keluarga miskin,” imbuhnya.

Nur Kholis mengatakan, pada era Ganjar-Yasin, penggunaan bantuan keuangan tidak hanya untuk pembangunan fisik. Pembangunan jiwa melalui fasilitasi kesenian dan kebudayaan pun dilakukan. Hal itu agar warisan budaya yang ada di akar rumput tidak punah.

“Kalau Pak Gubernur (Ganjar Pranowo) konsen menjaga kesenian agar tidak punah. Misal, di Temanggung ada kesenian yang ada di lereng gunung diberikan alat kesenian. Nah itu bentuk dukungan pemerintah, karena kalau beli alat mahal dan tidak cucuk saat dibuat manggung,” paparnya.

Pengawasan pun dilakukan untuk memastikan penggunaan Benkeuprov Sarpras ke desa sesuai peruntukkan. Pengawasan pun bisa dilakukan oleh masyarakat agar kemanfatannya tidak diselewengkan.

Menurut Nur Kholis, pengawasan dilakukan oleh inspektorat dari provinsi hingga kabupaten. Selain itu, penggunaan dana tersebut harus melalui mekanisme pengawasan internal seperti BPD dan perangkat serta masyarakat.

Pengawasan berlapis ini, pun diterapkan untuk penggunaan Dana Desa. Tahun 2023, Jateng mendapatkan pagu sekitar Rp8 triliun yang langsung ditransfer ke rekening pemerintah desa.

Selain inspektorat dan pengawas internal desa, juga telah diterjunkan pendamping lokal desa. Dengan petugas petugas tersebut, pemerintah desa dapat berkonsultasi untuk penggunaan dana secara sah.

Pada tahun 2023, ada penyesuaian penggunaan Dana Desa. Jika pada tahun 2022, Bantuan Langsung Tunai (BLT) pengentasan kemiskinan sampai 40 persen, kini direduksi jadi 10-25 persen saja.

Selain itu, pada tahun ini ada peruntukan bagi ketahanan pangan desa. Ini dilakukan agar perekonomian desa yang berbasis pertanian dapat bergulir.

“Penyelewengan trennya mulai turun, karena kepala desa mulai paham mana yang boleh dan tidak. Untuk pengawasan pemkab juga melakukan redaman. Kalau penyelewengan berarti melakukan konsultasi dengan pendamping desa. Jika ndableg biar APH (aparat penegak hukum) yang menangani,” pungkasnya
*

 Advertisement Here
 Advertisement Here

Berita Utama

https://www.fbipost.net/search?q=pileg

Berita Pilihan

ShowBiz

Bisnis

Asian Games 2018

Topik Populer

CPNS 2018

FBIPOST

FBIPOST
FBIPOST

Menu Bawah

Advertisement

 Advertisement Here

Populer

Follow Us