Wapres Sebut Makam Imam Bukhari di Samarkand Miliki Keterikatan Historis dengan Indonesia
Samarkand – Fbipost
Usai berziarah ke makam Imam Al Maturidi, Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin beserta rombongan bergegas menuju makam ulama yang terkenal akan ilmu hadisnya, yaitu Imam Bukhari, yang berjarak sekitar 25 kilometer dari makam Imam Al Maturidi.
Setelah menempuh perjalanan selama 35 menit, pada pukul 11.25 waktu setempat, Wapres didampingi Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin beserta rombongan tiba di makam ulama yang memiliki nama lengkap Muhammad bin Ismail Al Bukhari ini. Ia memiliki julukan sebagai Amirul mukminin fil hadits atau pemimpin orang-orang beriman dalam hal ilmu hadis.
Beliah adalah ahli hadis yang termasyhur di antara para ahli hadis sejak dulu hingga kini bersama dengan Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah, bahkan dalam buku-buku fiqih dan hadis, hadis-hadisnya memiliki derajat yang tinggi.
Imam Bukhari lahir di Bukhara, 13 Syawal 194 H atau 21 Juli 810 dan wafat di Khartank, sebuah desa kecil dekat Samarkand pada hari raya Idul Fitri, 1 Syawal 256 H atau 1 September 870.
Saat ini Makam Imam Bukhari masih dalam tahap rekonstruksi dan akan dibangun cukup besar, karena direncanakan nantinya akan tersedia museum dan masjid dengan kapasitas 10 ribu orang jemaah di dalamnya.
“Saat ini sedang melakukan pembangunan yang cukup besar, akan ada museum, makam, dan masjid dengan 10 ribu orang di dalamnya,” ucap Mr. Sayyidmahmudxon, seorang imam di Makam Imam Bukhari yang menyambut dan memberikan penjelasan kepada Wapres.
Tidak dipungkiri, kepopuleran Imam Bukhari sebagai seorang ahli hadis mampu menjangkau masyarakat umum secara global. Hal ini tidak terlepas dari kisah penemuan makam Imam Bukhari yang menjadi sejarah penting bagi umat muslim dunia.
Keterkaitan penemuan makam Imam Bukhari sarat akan historis dengan Indonesia, sebab diceritakan Presiden Indonesia pertama, Ir. Soekarno, yang dikenal dengan panggilan Bung Karno, berperan besar dalam penemuan dan pembangunan makam Imam Bukhari ini.
Dikisahkan Pemimpin Uni Soviet di masa itu dipegang oleh Nikita Khruschev, Bung Karno membuat strategi akan hadir memenuhi undangan apabila pemimpin Soviet ini bisa menemukan makam Imam Bukhari.
“Dulu ini tidak dikenal, tidak ditemukan [makam] Imam Bukhari ini. Tapi Bung Karno menyadarkan pemerintah sini [Uzbekistan] bahwa di sini ada tokoh utama, yaitu Imam Bukhari,” jelas Wapres dalam keterangan persnya usai meninjau Makam Imam Bukhari di Samarkand, Uzbekistan, Kamis (15/06/2023).
“Oleh karena itu, Bung Karno [bilang] tidak akan saya datang ke sini kalau tidak dibangunkan [makam] Imam Bukhari,” imbuh Wapres.
Sejalan dengan yang dikisahkan tersebut, Wapres berujar telah mengusulkan kepada pemerintah Uzbekistan agar dapat membangun perpustakaan untuk mengenang jasa presiden pertama Indonesia ini yang diberi nama Soekarno Memorial Library.
“Kita sedang mengusulkan supaya di tempat ini dibangun, karena dulu ada kaitan dengan Bung Karno, [yaitu] Soekarno Memorial Library,” sebut Wapres.
“Semacam perpustakaan Bung Karno, untuk mengenang bahwa Bung Karno yang kemudian menemukan tempat ini [Makam Imam Bukhari],” pungkasnya.
Tampak mendampingi Wapres dalam keterangan persnya kali ini Duta Besar Republik Indonesia untuk Uzbekistan merangkap Republik Kyrgystan Sunaryo Kartadinata.
**
Posting Komentar